CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak65 Selesai demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku dan sudah banyak keasyikan duniawi yang saya capai, selanjutnya ada rasa risauku. Hati resahku muncul jika terlebih Duta tiba dari Jakarta tengah saya gak dapat melayaninya di tempat tidur sebab kodratku selaku wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Lagi Mas Pujo lantaran tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar serta pahami kondisiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk berikan peluang pada Duta memberikan kepuasan dianya sendiri"menggagahi" diriku jika Duta akan pergi rada lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo ingin dinas luar. Ada kemauanku buat menemukan alternatif peranku jadi isteri untuk mereka berdua waktu-waktu tamu"jepang" itu hadir. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku lantaran didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Selesai mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat mengaktualkan hasratku itu pada akhirnya ada pula. Secara kebenaran saya sedang ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap bulan di kantor suamiku. Umumnya menjadi isteri bos saya rada mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi entahlah seusai kedatangan Duta saya menjadi lebih PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita generasi Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado umumnya tetapi justru dekati mulato namun terlihat bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, dan bodinya cukup ramping kendati sudah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang telah mempunyai anak saja serta umurnya baru 35 tahunan. Ia termaksud tak elok namun ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar juga bertambah besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu saat ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar bila dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) meskipun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu pula sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika sebatas ML selalu usai ya biasa jeng tetapi ada tekniknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Paling sekali ya terkadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu lagi gitulah..! Terus usai ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, harusnya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta terus bisa menggapai pucuk?"


"Itu dia Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Terus"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang sensitif serta umumnya sekedar dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk bahkan juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya kelihatan terpukau serta tampak rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dikerjakan secara benar serta suka cita dapat bikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada badan kita jadi maksimum" lanjutku menerangkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" nyinyirannya.


"Maka dari itu saya ngomong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Sampai bila jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pun belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan usainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin dengar pendapat kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu sesudah itu di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar hadir dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya maksud memberikan blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, karena saya serta Duta hampir sudah telanjang karenanya Mas Pujo yang mengusung telephone.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengen bercakap dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sesungguhnya jalan cerita ini saya yang buat, karena saya mau Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian menyentuh penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu saat saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan seseorang, kujawab kalau saya cuman dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tidak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semuanya tengah tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami sekedar berdua kok, tak boleh takut kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. tidak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi percakapan.


Seterusnya kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bakal terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu cuman gunakan piyama tanpa dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana cukup ketat maka dari itu dadanya yang membusung nampak buram namun saya percaya laki laki mana saja dapat ingin tahu mau tahu didalamnya, terlebih dengan kancing depan dan belahan dada yang cukup kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean nampak seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik problem tempat tidur, Mas Pujo bisa memandang ekspresi wajah Meta yang bosan tahu jika dia mulai kepancing birahinya. Karena perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak menyampaikannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak udah malam nih Meta pengin berpamitan" pintanya tetapi matanya kelihatan sayu.


"Tak boleh dahulu ucapnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sembari menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, serta sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya menyaksikan bab kami, walaupun begitu saya melaksanakannya secara lembut serta berhati-hati sekali.


"Begini kami mengerjakannya jeng," kataku mengatakan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi lekas merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas trik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas sekedar bakal mempertunjukkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan semacam itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya rada lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya beralih ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dikerjakan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama-sama hirup (kepentingan bersilat lidah benar-benar Mas Pujo sangatlah pintar). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar lagi melepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tiada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta serta melepas kait BH Meta karenanya tampaklah buah dada Meta yang kuat serta melawan, tanpa buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo justru memberikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka situasi nampak redup dan semakin romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bertumpu pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya telah terlihat mengacungkan sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang kemungkinan sebab memandang Mas Pujo tak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun mengarah pusar terus menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya berikan code pada Duta, ketika itu Mas Pujo udah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang cantik serta merekah merah hingga membantu untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang diperolehnya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, lagi Duta langsung menggembok kaki Meta karenanya Meta cuman dapat mendesis serta ingin berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang hebat dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga sampai.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sekalian pengen berontak namun penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat bersiap gantikan statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta mengartikulasikanng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya serta kian keras kocokannya, penanda pengin gapai orgasme jadi cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberinya peluang pada Meta untuk atur napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya itu sembari mendelik mencegah nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Selesai nyaris 1/2 jam mereka sama-sama pecut pada akhirnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta dapat capai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang untuk ambil napas sembari kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian terus berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lantas dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Kemudian mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah alami multiorgasme yang sejauh ini cuma impian saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Selesai mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta ucapnya mereka tidak mengayalkan wanita lain sampai kini karena sebetulnya sekian lama ini mereka udah terasa cukup hanya layananku. Namun kemunculan Meta membuat mereka lebih berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa memberi kepuasan Meta juga waktu hari diakhir Meta mohon nginap di rumah serta mereka main sampai 4x. Selaku isteri saya masih tetap risau memandang keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman sampai sekarang nyaris setahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta lebih rajin memiara dianya dan dia tambah berbinar dia begitu mencintai Mas Pujo meskipun begitu kami semua berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku buat ML tetapi minta maaf saya tidak bisa disebabkan saya cuma dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya gak mereka butuhkan pun tetapi lantaran sudah telanjur karena itu kami setuju melanjutkan tidak tahu hingga kapan yang pasti kami sama sama menyayangi

Post a Comment

Previous Post Next Post