CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING


CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING, Hasrat-Bispak65 Mendadak sebuah nada keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena amat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh amburadul. Instingku menuturkan ada sesuatu hal yang gak selesai ada di rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha meredam saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu dan mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat ada pribadi asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Tentu ia ini maling yang mau merampok dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri serta mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur tampak demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai mengintimidasi saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Akan tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak buat mengancing kebalikannya maling itu lagi memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi seruan itu nyata percuma. Rumah kami merupakan rumah anyar di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami yakni Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang lain yaitu bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastilah dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tidak berteriak-teriak sembari memberi ancaman ingin memangkas leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya tampak sapu ruang keluarga serta menarikku merapat ke dalam almari piranti. Pastilah di nyari-nyari benda memiliki nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di topangkkan beberapa macam perabotan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku lalu mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada situasi gak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Tetapi itu cuman sebentar.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman dan berdarah dingin. Ia cuman katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh membuat saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya pikir. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut dipan karena shock serta histeris dengan insiden yang lagi terjadi. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak dapat apapun cuman sanggup tergelintang dan berkedip di lantai. Saya memandang bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Dan pada akhirnya yang berlangsung yaitu saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya cemas maling ini melakukan hal di luar batasan. Lihat figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya tampak kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada sekitaran 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu memandang istriku yang terlihat benar-benar seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling gak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak melepas diri dengan percuma. Terkadang kelihatan matanya kuatir dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari dan laci-laci dalam rumah. Ia tidak bakal peroleh apapun karena kami tidak miliki apa- apa. Saya renungkan begitu parasnya dapat sedih karena kecewa. Kudengar nada gerutu. Keliatannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari busana dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Karena tidak mendapati apa yang dicari Maling mengubah objek kekesalan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sekalian mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak menggapai busana tidur istriku setelah itu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang selanjutnya tampak terekspos yaitu bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang selalu memang tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu takjub.


Saat ini saya sungguh-sungguh benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton terdapatnya perombakan raut wajahnya. Setelah tidak menghasilkan uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa memiliki hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan lagi melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik sebab kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia lebih biadab. Tangan-tangannya tanpa kuatir mengelus- elus dan selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Soal ini serius membikin darahku menggelegak emosi. Saya mesti melakukan hal suatu yang bias hentikan seluruhnya apa saja efeknya. Yang lalu dapat kulakukan yakni gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tapi betul-betul tak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Tak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Dan saya segera patah semangat. Saya mustahil melakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuma batinku yang meratap momen ini.


Serta yang terjadi seterusnya merupakan suatu Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek semua pakaian tidur istriku. Ia betul-betul membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Terus ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia gak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin mengetahui begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu sisi-sisi badannya tampilkan sensualitas yang tentu silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa memikat syahwat. Saya sendiri terheran-heran bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Serta sekarang maling sadis itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang dijamin percuma. Dengan kian kejam hasrat nyolongnya saat ini berganti jadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak memikirkan akan cicipi nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan tampak kadang sedikit mencakar menyalur gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling lagi melumati perut dan menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini lebih melesat ke pucuk. Terang dapat memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur serta secara sekejap melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dirinya sendiri. Saya terlena. Maling itu mempunyai bentuk badan yang paling atletis serta mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya terlihat dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar cocok sekali. WAJIB 4D


Yang membikin saya terperangah merupakan kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendoronginya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia serta terlihat sangatlah cocok dalam warna hitaman pada mulanya lantas sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar menentang.


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat amat jantan ragam jago.


Dalam ketakutan serta was-was istriku Fatimah menyaksikan waktu maling itu bangun dan dalam waktu cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya lihat transisi di wajah dan mata istriku. Muka dan penglihatannya tampak takjub. Yang belumnya layu serta kuyu saat ini sadis dengan mata yang membelalak. Sebab barangkali ketakutannya yang bertambah jadi atau lantaran tersedianya 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya gak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku paras ragam itu yaitu muka yang di terpa keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan berkeinginan pada lelaki maling yang dengan biadab sudah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang disuguhi lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, geram dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menempa semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang suka dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit serta memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku selanjutnya mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau mengendalikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan pada ke-2  tungkai kaki istriku untuk mulai lumatan dan jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu berencana Jatuhkan martabatku menjadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang tergelimpang jenis tangkai pisang gak mempunyai daya cuman sanggup menerawang serta menelan ludah.


Tapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, jenis apa muka Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan kemauan tahuku itu rupanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam tergelimpang sembari mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tetapi yang membikin jantungku berdetak kuat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya benar-benar tidak memandangnya selaku perlawanan seseorang yang lagi disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan jika Fatimah udah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia menggelinjang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling luar biasa serta sekarang nuraninya terus jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha masih pikir positip. Kalau benar-benar berat menampik bujukan syahwat seperti yang tengah dirasakannya. Secara perlahan dan jelas kont*lku sendiri kian keras dan tegak saksikan yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya bertambah diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat akan menggapai orgasmenya. Bukan main. Umumnya begitu sukar untuk Fatimah mendapatkan orgasme. Kesempatan ini belum maling itu mengerjakan penetratif ia udah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Saksikan ituu.. Betul.. Fatimah mendapat orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta terus Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Kelihatan walau tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Dan kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat sedang menerpanya. Itu yang dapat ditunjukkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku dan membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Seringkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukuplah besar serta panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan momen itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku benar-benar terbendung oleh celana sempitku. Saya gak sanggup kerjakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu lebih cepat dan kerap. Saya yakini jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin teguh kaku terlihat licin berkilat karena cairan birahi yang melumasinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya renungkan begitu nikmat menerpa istriku. Dengan keadaannya yang terus terlilit di tempat tidur, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Selekasnya spermanya dapat muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan keliatannya istrikupun dapat memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia mau jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu merapatkan parasnya ke paras Fatimah dan tangannya raih lantas melepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia gak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama-sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menangkis lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih yang berada di dekatnya. Dengan semasing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tiada bimbang serta kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis dahsyat, tidaklah ada perkataan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat melepaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta memasukkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera dan berdarah.


Masih sesaat mereka dalam sebuah dekapan saat sebelum pada akhirannya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera melihat spermanya yang kental banyak tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sekejap mata maling itu melihati badan istriku yang tampak gontai.

Post a Comment

Previous Post Next Post